CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 21 Desember 2011

My Second LOVE

by on in
Jatuh cinta itu menyebalkan. Walau aku kapok jatuh cinta (baru sekali sech) namun entah mengapa cinta itu bisaaaaaa saja datang dari tempat yang tidak kita duga dan kita sangka. Cinta itu mengalir dengan begitu hebatnya, mengalir dengan begitu alamiah, membuat sang hati benar-benar harus menggigit jari saat sang pujaan terbang entah kemana.
Aku mungkin tipe cowo yang naif banget, seolah saat sedang mencintai tak ada wanita lain yang patut untuk dicintai selain dia. Aku juga bukan tipe cowo yang mampu me-management cinta itu sendiri. Aku mudah kolaps kalau pupus, yahh… harus aku akui, AKU LEMAH.
Ini adalah cerita tentang cinta ke-2 ku. Setelah aku benar-benar pupus dengan cinta pertamaku.
Aku bertemu dia saat ada acara ESQ di asrama haji yang diselenggarakan fakultasku, tepatnya pada saat acara orientasi siswa oleh fakultasku, jadi anak-anak yang sedang diospek oleh jurusan masing-masing dengan materi kerohanian dikumpulin dalam acara ESQ ini.
Saat aku melihatnya, aku seperti melihat cinta pertamaku. Lalu aku tersadar bahwa: AKU MULAI JATUH CINTA.
Beda banget dengan cinta pertamaku. Saat cinta pertama, dia tidak tumbuh dari pandangan pertama namun mengakar dengan begitu kuat dan begitu hebatnya. Lalu dengan cinta ke-2 ku ini aku mulai “merasakannya” dari awal pandangan pertama, namun tak ada degub jantung yang sekeras dulu atau rasa panas pada wajah seperti awal aku merasakan. Namun aku hanya sedang merasa: AKU MULAI JATUH CINTA.
Di acara ESQ awalnya aku merasa seperti diperhatikan seseorang, lalu aku mencoba melihat ke arah kiriku, kira-kira siapa yang merhatiin yaa… dan ternyataaaa itu dia. Entah mengapa aku cuma merasa bahwa dia itu cakep banget, putih, feminin, polos, innosen, seperti cinta pertamaku. Dan aku melihat dia sepertinya tersenyum ke arahku.
Lalu pertemuan kedua saat acara RCA (Reuni Cinta Almamater) yang diadakan fakultasku di pantai. Di sana aku kembali melihatnya, kembali bertemu dengannya. Saat kelompok kami mentas, kami anak-anak mesin yang gak tahu diri dan gak ada etika malah beranjak ke depan, lalu menari-nari untuk memeriahkan kelompok kami yang sedang nge-band, beda banget dengan kelompok lain yang kalau sedang nge-band kurang banget supporternya. Saat aku melihatnya, entah mengapa aku merasa dia melihatku untuk kedua kalinya dengan senyuman khasnya, lalu aku bilang sama mirza temenku: “Mir, lihat cewek tu! manis banget khan ?!”
Di acara RCA itu aku merasa dia tahu bahwa aku melihat ke arahnya, dan aku merasa sepertinya dia tersenyum kepadaku. Mungkin ini hanya perasaanku saja, soalnya mana mungkin sech ada cewe secakep dan sepolos dia mau tersenyum kepada makhluk jelek, bodoh, kucek, kumal sepertiku ini. Soalnya, aku ini khan bener-bener kumuh. Namun seperti kata orang inggris, “live must be go on” hidup harus terus berjalan.
Saat istirahat waktu acara RCA, aku bertemu dengan temanku yang satu kelompok ospek denganku dan ternyata juga satu jurusan dengan dia. Karena aku belum tahu nama dia makanya aku coba tanya, eh ternyata temenku itu juga ga tahu. Mungkin karena masih baru yach, soalnya walau udah 2 tahun kuliah aku toh juga masih belom hafal semua nama anak-anak teknik mesin angkatanku.
Eh, waktu aku menunjuk ke arah dia sambil berpesan untuk dititipi salam, temennya temen yang satu kelompok ospek denganku nyeletuk, “Dia udah punya pacar, pacarnya anak ekonomi.” Langsung dech aku sakit hati, sedihhh banget rasanya. Kebayang ga sech saat kalian mencintai sesuatu ternyata dia telah ada yang memiliki. Hiks… :’(
Itu patah hati awal yang kurasakan dengan cinta ke-2 ku ini.
Lalu seiring berjalannya waktu, akhirnya aku dapatin juga info tentang dia, baik nomer handphone maupun namanya. Kita panggil saja dia dengan nama putri (bukan nama sebenarnya).
Ini adalah saat-saat dimana untuk pertamakalinya aku berani menghubungi seorang wanita. Aku berani karena aku dalam kondisi yang anonymous. Namun berbeda dengan saat awal-awal cinta pertamaku, walau dalam kondisi anonim aku tetap tidak berani menghubungi dia. Ada satu keanehan dalam diriku, aku takut kalo wanita-wanita yang kucintai mengetahui kalau aku mencintai mereka, entah mengapa demikian. Makanya kalau aku suka sama seseorang, maka aku lebih terkesan tidak bersahabat, acuh, dan cenderung tidak peduli, padahal sebenarnya aku terlalu peduli dengan mereka, aku terlalu memperhatikan mereka, bahkan aku selalu ingin menjadi sapu-tangan untuk menghapus air mata mereka, aku rela menjadi tong sampah untuk menampung semua unek-unek mereka. Namun aku terlalu TINGGI HATI.
Ternyata, sebenarnya teman dekatku juga mengenal putri. Malah saat aku udah kenalan sama putri, aku dicuekin dan malah temenku itu ga dicuekin. Bener-bener menjengkelkan, bener-bener membuat aku mati langkah.
Lagi-lagi putri mengagetkan aku, ternyata di luar sana ada banyak pesaingku dalam memperebutkan putri ( padahal aku ga pernah berusaha untuk dapatin dia :”( ). Putri cerita tentang cowo itu, bener-bener tragis dech nasipku. Dan ujung-ujungnya aku tahu kalo akhirnya mereka jadian. Hiks… syebel !!!
Lalu, apa cerita berakhir di sini? Tidak !!!
Yang kutahu putri ternyata tidak suka sama cowonya itu (yess !!! kayanya aku udah mirip orang yang sirik yaa, yang senang kalo liat orang susah dan susah kalo liat orang seneng). Namun, ternyata kisah tragis ga cuma sampai di situ doank. Rekor mencatat kalo putri udah nyebutin 3 nama pria semenjak kami berkenalan included nama mantannya itu. Hiks…
Aku jadi serba salah, di saat aku suka banget sama dia malah kumasukan ke dalam daftar blacklist-ku. Alasannya sederhana, karena dia sudah pernah berpacaran.
Namun mengingat gaya pacarannya, kayanya ada syarat-syarat tertentu dari perjanjian itu yang harus dilunakkan dech (dasar si beni tukang cari-cari alasan). Misalnya kalo pacaran namun cuma lewat sms dan ga saling jalan bareng, ga saling boncengan, dan terutama ga ada history khalwat dalam perjalanan mereka.
Ahh… BIDADARI, KAPAN KAU MENJEMPUTKU !!! aku terlalu lelah dalam penantian, dalam penantian yang terlalu panjang. Dan beruntunglah mereka orang-orang yang sabar, mereka yang istiqamah dalam kesabaran mereka.
Beruntunglah mereka yang menikmati sop hangat dari Tuhan dengan racikan yang pas, bukan mereka yang mencecap bumbu diawal lalu mendapatkan hambarnya sop atau hanya sekedar air hangat tanpa kaldu.
Tuhan, apa salah aku jatuh cinta ?

APA SIH YANG DI TAKUTIN SI DIA?

perlu kalian ketahui kalo

FRIANZA

"dijodohin??"

kata-kataku setelah membaca surat wasiat dari ayah ku.aku lesu,tiada daya saat ini.semua telah berubah dan kini semua orang memaksaku untuk menuruti semua wasiat ayahku termasuk melakukan sebuah perjodohan yang sejak kecil telah dilakukan. yang anehnya aku merasa belum pernah sama sekali bertemu dengan laki-laki yang akan menjadi suamiku.siapakah dia?baikkah dia?jahatkah dia?berimankah dia?. semua pertanyaan ku berkecamuk di otakku.HARUSKAH AKU MENURUTI SEMUANYA?.oh tuhan,kenapa kau beri aku takdir seperti ini,,.?inikah jalan hidupku? ini seperti mimpi buruk.aku anak satu-satunya dikeluargaku.aku cucu perempuan satu-satunya dikeluarga besar ku.hari ini kami akan mengadakan pertemuan keluarga.semuanya telah di persiapkan.pihak keluarga kami yang akan pergi ke kediaman keluarga laki-laki yang tak ku kenal yang orang-orang sebut sebagai calon suami ku.saat tiba di rumah kediaman keluarga sebut saja calon suamiku,aku tercengang.jalan masuk menuju rumahnya saja ada 1km dari gerbang rumahnya.kalian bayangkan saja.dan gak cuma itu aja,jumlah pelayannya yang berdiri di samping jalan kaya' taburan bunga,bannyak banget.saat bener-bener sampe depan rumahnya malah lebih banyak lagi,, kaya kumpulan semut lagi abis diusir orang pake minyak tanah.
"selamat datang"ucap semua pelayan wanita yang berdiri di sebelah kanan ku .mereka semua menggunakan seragam layaknya pegawai hotel
" silakan masuk"ucap semua pelayan laki-laki yang berdiri di sebelah kiri ku. 
hmm,aku canggung.tapi kulihat wajah orang tuaku seperti biasa saja di perlakukan seperti ini seperti memang sudah "langganan"datang kesini.ada salah satu pelayan wanita yang mengantar kami masuk kedalam.
seorang pria menggunakan kemeja warna biru muda lengkap dengan dasi dan membawa jas di sebelah kanan.
"ya ampun, perfect bangett"ucapku tiba-tiba yang menggagetkan semua orang. dan akhirnya disusul sebuah tertawaan yang menggelegar."upps,keceplosan deh."
wajahku seketika kurasakan memerah.laki-laki itu duduk disampingku.ku perhatikan wajahnya.sepertinya aku ingat seseorang.aku berusaha mengingat lagi.
"elo,mirip deh sama frianza,temen kecil gue.ucapku ketika acara pertemuan keluarga secara resmi usai pada CALON SUAMIKU di sebuah taman belakang rumahnya.
dia tersenyum kecil padaku lalu memandangiku. pengen pingsan rasanya.
tak lama dari itu dia memegang kedua tanganku.nah,mulai muyeng-muyeng kepala gue.
"itu nama panggilan gue waktu masih kecil,elotau gak kepanjangan dari frianza?" ucap calon suamiku
aku menggeleng.
"FRIscha Ai eNdivka . elo tau kan maksudnya??"ucapnya seraya lebih mendekat lagi satulangkah dan masih tetap memegang erat tanganku.
aku menggeleng lagi.
"ya,ampun.masih aja ya bodohnya"
"ih,apa-apaan sih ngatain gue bodoh"ucapku agak meninggi dan mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya.tapi tak bisa, dia menggenggam erat tangan ku.
"abisnya,nama sendiri nyampe lupa. frischa putri amelia renata.sedangkan nama gue endivka putra anggara."beberapa bulan ini entah mengapa aku menjadi lupa akan rasa tertekan yang awalnya kurasakan saat pertamakali tau bahwa aku akan dijodohkan.aku juga tinggal di rumah endivka sekarang.ini juga karena kedua orang tua endiv yang memaksaku untuk tinggal di sana.aku di perlakukan seperti anak kecil,makan,minum,tidur,handuk,pakaian. pokoknya semuanya disiapkan oleh pelayan.aku agak merasa terganggu sebenarnya apalagi saat mengobrol dengan endiv pun selalu di kawal.intinya GAK BEBAS. tapi kata endiv "elo harus terbiasa,elo kan calon istri gue"
dikit aja kata-katanya udah buat gue pengen melayang.hahaha.
kami semakin dekat dan semakin dekat.kami serig mengenang masa-masa kecil kami berdua yang tak bisa di lupakan.apalagi saat aku terjatuh dari sepeda saat bermain di bukit belakang rumahku.

"frianza,ati-ati..gue takut."ucapku sembil menutup kedua mataku
"tenang aja,pegangan di pundak gue aja.seru tau'.."ucapnya masih terus mengemudikan sepeda gunungnya
"hmm,awa kalo gue ja....."
"daaaarrrrhggg"
kami berdua jatuh dari sepeda karena menabrak batu besar di tengah jalan di bukit itu.
"frian...sakittt"ucapku seraya mengelus siku tangan kiri ku
hening.tak ada suara
"frian,,.!"ucapku sambil mendekatinya yang tergeletak tak jauh dari ku.
"frian!frian!"ucapku lagi.masih tak ada respon. aku menampar wajahnya,tapi masih tak ada respon. aku cemas.
lalu aku melepaskan kaos kaki miliknya dan meletakkannya di hidungnya, tak lama dari itu barulah dia sadar. kemudian memarahiku karena meletakkan kaos kaki di wajahnya.

"abisnya,aku cemas... elo gak bangun-bangun.lagian lemah banget sih jadi cowok"



kejadian endivka pingsan pun terulang kembali,cuma bedanya kami berada di taman rumahnya. aneh dan anehnya semua pelayannya tak mau membantuku untuk menyadarkannya.aku makin bingung.dia tak sedang memakai kaos kaki.akupun tidak. aku memangku kepalanya . aku hampir menangis gara-gara dia tak kunjung sadarkan diri.sudahh kulakukan segala upaya untuk membuat sadar orang yang sedang pingsan yang ku pelajari saat masih SMA dulu.
"endiv,sadar donk,,. elo bikin gue pengen nangis nih.. ayolah div.. sadar.kenapa juga sih semua pelayan elo gak mau bantuin gue nyadarin elo.jahat bener sih..."aku mulai tak kuasa menahan air mataku. air mataku tertetes di wajah endiv dan tak lama dari itu dia membuka matanya. aku tersenyum lagi.
"ih,kok gue nggak elo cium sih. kan kalo di dongeng-dongeng kaya itu. kalo ada orang pingsan pasti di cium untuk nyadarinnya." ucap endiv saat pertama kali membuka matanya
"nah,elo bohongin gue ya???ih,dasar.. jahat banget."
kepala endivka masih ku pangku. kami tersenyum lalu saling memandang.
"i love u calon istriku"ucap endiv sambil menyentuh pipiku sebelah kiri
aku tersenyum.
"lah,kok cuma senyum. kok gak di jawab sih??" endivka mengerutkan dahinya.
aku memencet hidungnya. endivka tersenyum padaku.
aku menunduk,mendekatkan wajahku padanya.perlahan aku mencium pipi kirinya.


"heii,apa-apaan kalian ciuman di taman kaya itu" ucap suara dari kejauhan. kami menoleh
"bunda"ucap kami berbarengan
terlihat kedua ibu-ibu di sana tertawa terbahak-bahak melihat kami
kami pun juga tersenyum karena tak sadar apa yang telah di lakukan.


hmm,ternyata sekarang aku bener-bener pengen cepet-cepet nikah sama dia.endivka, calon suami ku. meski sekarang kami masih tunangan. dia telah buatku jatuh cinta. pantas saja,kedua orang tuaku paling tak setuju saat aku mempunyai pacar dulunya. ternyata ini lah jawabannya. terimakasih tuhan telah beri aku jalan hidup yang indah.

Selasa, 20 Desember 2011

"dijodohin??"  

kata-kataku setelah membaca surat wasiat dari ayah ku.aku lesu,tiada daya saat ini.semua telah berubah dan kini semua orang memaksaku untuk menuruti semua wasiat ayahku termasuk melakukan sebuah perjodohan yang sejak kecil telah dilakukan. yang anehnya aku merasa belum pernah sama sekali bertemu dengan laki-laki yang akan menjadi suamiku.siapakah dia?baikkah dia?jahatkah dia?berimankah dia?. semua pertanyaan ku berkecamuk di otakku.HARUSKAH AKU MENURUTI SEMUANYA?.oh tuhan,kenapa kau beri aku takdir seperti ini,,.?inikah jalan hidupku? ini seperti mimpi buruk.aku anak satu-satunya dikeluargaku.aku cucu perempuan satu-satunya dikeluarga besar ku.hari ini kami akan mengadakan pertemuan keluarga.semuanya telah di persiapkan.pihak keluarga kami yang akan pergi ke kediaman keluarga laki-laki yang tak ku kenal yang orang-orang sebut sebagai calon suami ku.saat tiba di rumah kediaman keluarga sebut saja calon suamiku,aku tercengang.jalan masuk menuju rumahnya saja ada 1km dari gerbang rumahnya.kalian bayangkan saja.dan gak cuma itu aja,jumlah pelayannya yang berdiri di samping jalan kaya' taburan bunga,bannyak banget.saat bener-bener sampe depan rumahnya malah lebih banyak lagi,, kaya kumpulan semut lagi abis diusir orang pake minyak tanah.
"selamat datang"ucap semua pelayan wanita yang berdiri di sebelah kanan ku .mereka semua menggunakan seragam layaknya pegawai hotel
" silakan masuk"ucap semua pelayan laki-laki yang berdiri di sebelah kiri ku.
hmm,aku canggung.tapi kulihat wajah orang tuaku seperti biasa saja di perlakukan seperti ini seperti memang sudah "langganan"datang kesini.ada salah satu pelayan wanita yang mengantar kami masuk kedalam.
seorang pria menggunakan kemeja warna biru muda lengkap dengan dasi dan membawa jas di sebelah kanan.
"ya ampun, perfect bangett"ucapku tiba-tiba yang menggagetkan semua orang. dan akhirnya disusul sebuah tertawaan yang menggelegar."upps,keceplosan deh."
wajahku seketika kurasakan memerah.laki-laki itu duduk disampingku.ku perhatikan wajahnya.sepertinya aku ingat seseorang.aku berusaha mengingat lagi.
"elo,mirip deh sama frianza,temen kecil gue.ucapku ketika acara pertemuan keluarga secara resmi usai pada CALON SUAMIKU di sebuah taman belakang rumahnya.
dia tersenyum kecil padaku lalu memandangiku. pengen pingsan rasanya.
tak lama dari itu dia memegang kedua tanganku.nah,mulai muyeng-muyeng kepala gue.
"itu nama panggilan gue waktu masih kecil,elotau gak kepanjangan dari frianza?" ucap calon suamiku
aku menggeleng.
"FRIscha Ai eNdivka . elo tau kan maksudnya??"ucapnya seraya lebih mendekat lagi satulangkah dan masih tetap memegang erat tanganku.
aku menggeleng lagi.
"ya,ampun.masih aja ya bodohnya"
"ih,apa-apaan sih ngatain gue bodoh"ucapku agak meninggi dan mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya.tapi tak bisa, dia menggenggam erat tangan ku.
"abisnya,nama sendiri nyampe lupa. frischa putri amelia renata.sedangkan nama gue endivka putra anggara."