CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 12 September 2012

lirik lagu tinggalkan saja - kotak

Bila ku berjumpa kau bikin ku terpesona
Hati ku berkata seperti kau yang ku damba
Benak hati tak bisa menahan lagi
Meski ada yang memiliki

Aku tak bisa melihat kau bersamanya
Tapi tak seharusnya dengan dia kau bercinta

Jika kau merasa apa yang tlah aku rasa
Kau bilanglah saja kau tak lagi cinta dia

Benak hati tak bisa menahan lagi
Pasti engkau akan ku nanti

Aku tak bisa melihat kau bersamanya
Tapi tak seharusnya dengan dia kau bercinta

Tinggalkanlah dia lupakanlah saja
Tinggalkan lupakan

Aku tak bisa melihat kau bersamanya
Tapi tak seharusnya dengan dia kau bercinta

Aku tak bisa melihat kau bersamanya
Tapi tak seharusnya dengan dia kau bercinta

Tinggalkanlah dia lupakanlah saja dia


*perasaan saya tidak seperti lirik lagu ini, tapi entah kenapa saya suka dengan lagu ini :)


PERTEMUAN


Sebuah pertemuan,ya pertemuan. Ada yang tau apa itu pertemuan? Pertemuan ada dua jenis yaitu pertemuan yang di sengaja dan pertemuan yang tidak disengaja. Coba kalian ingat bagaimana pertama kali kalian bertemu dengan orang yang sangat berarti dihidup kalian saat ini. Berhentilah sesaat membaca tulisan ini dan cobalah kembali kemasa lalu kalian saat pertama kali bertemu.

Heii heii, berhenti tersenyum sendiri dan mulai lah membaca tulisan saya lagi. Saya bukan ahli hipnotis yang membuat kalian berlarut- larut mengingat masa lalu (hehehe) .

Tersenyumkah kalian pada saat itu?
Apakah kalian terdiam dan terpaku saat melihat si dia? Senyumnya mungkin.
 Atau Kalian merasa malu karena saat bertemu, kalian sedang melakukan hal bodoh?
Ya, pertanyaan-pertanyaan diatas hanya untuk jenis pertemuan yang tidak di sengaja.
Berbeda halnya jika pertemuan itu secara sengaja, semuanya merupakan sebuah kesengajaan. Penampilan, tempat bertemu, kapan bisa bertemu dan siapa yang akan kita temui pun terencana. Meskipun ada yang terencana dengan baik  dan ada yang tidak sama sekali.
Dari dua jenis pertemuan tersebut, ada yang memalukan, menyakitkan, menyenangkan dan mengecewakan. Betul tidak?? (upps, kok kalo nanya kaya’ ustadz ** *** )
Pertemuan pertama baik disengaja atau tidak , semuanya pasti sesuatu yang sulit kalian lupakan. Tapi ada kabar buruk nih, mungkin saat kalian bertemu untuk pertama kalinya hanya satu pihak saja yang merasa ‘wow’  (terkesan getooh pemirsah). Kalo ada kabar buruk pasti ada kabar baik. Apa ya? Di sebuah pertemuan pertama meskipun saya belum pernah merasakannya sendiri tapi banyak orang yang telah merasakannya yaitu first love in sight (bener gak sih tulisannya gini? Hahaha)
*Saya tidak percaya dengan adanya cinta pada pandangan pertama bahkan saya berharap tidak pernah merasakannya, karena menurut saya cinta yang seperti itu hanyalah cinta sesaat yang diawali dengan ketertarikan fisik saja tanpa memperhatikan kepribadiannya. Maaf saja jika pendapat kalian tak sama dengan saya J


 maap ya, mungkin sampe sini aja. lagi gak mood mikir lagi nih. lagi banyak tugas :)
tadaaa ... ^^V

Kamis, 06 September 2012

Aku takut kamu pergi Kamu hilang, kamu sakit Aku ingin kau di sini Di sampingku selamanya *_

lirik lagu ungu- mabuk kepayang



Cinta
Kata orang ku jatuh cinta
Kepada dirimu
Cinta sampai tergila-gila
Ooh rindu
Rindu ku memikirkan kamu
Hanyalah dirimu
Yang membuatku mabuk kepayang
[*]
Cinta cinta cinta pada dirimu
Rindu rindu rindu akan senyummu
Hanya satu kamu yang aku mau
Sampai mati kau ‘kan selalu ku tunggu
[**]
Cinta yang membuat hidupku lebih indah
Dari hari yang lalu
Cinta yang membuat hati berbunga-bunga
Tinggalkan rasa yang lalu
Oh cinta
Kata orang ku jatuh cinta
Kepada dirimu
Cinta sampai tergila-gila
Emmm rindu
Rindu ku memikirkan kamu
Hanyalah dirimu
Yang membuatku mabuk kepayang
Back to [*][**]
Bagaikan racun yang terus membiusku
Menawarkan aroma ke dalam seluruh tubuhku
Detak jantungpun berhenti
Di saat aku bertemu denganmu
Tak kuasa ku menolak
Back to [*][**]
Cinta cinta cinta yang membuat hidupku lebih indah
Dari hari yang lalu
Cinta yang membuat hati berbunga-bunga
Tinggalkan rasa yang lalu

Rabu, 05 September 2012

MENUNGGUMU




Aku terus menunggu, menunggu dia putus dari pacarnya yang sekarang. Coba aku yang lebih dahulu bertemu dia, mungkin saat ini aku sedang berdua dengannya. Tapi nyatanya aku hanyalah seorang teman baginya, tak apalah dia menganggapku teman daripada tidak sama sekali. Suatu saat aku pasti mendapatkannya. Rera, itu nama seseorang yang telah membuatku jatuh cinta dan membuatku menunggu hingga saat ini. Dua tahun sudah aku mengenalnya dan selama itu aku juga menunggu dirinya putus dari pacarnya, setiap aku berdoa aku pasti mendoakan agar Rera segera putus dari pacarnya. Hal  yang tidak masuk akal jika aku bahagia saat seseorang yang aku cintai ternyata menyukai orang lain. Hati ini hancur, memang telah hancur ketika aku tau bahwa Rera telah memiliki kekasih.
Saat-saat bersamanya adalah hal yang paling aku suka dan hal yang paling aku tunggu. Aku memang pengemis.. ya, pengemis cinta. Segala hal telah aku lakukan agar dia mencintaiku tapi sampai sekarang belum ada balasan apapun dari dia. Aku tau ini perasaan yang egois, tapi inilah rasa yang timbul dengan sendirinya. Aku sakit, sakit hati bila melihatnya tersenyum bukan karena aku tapi tersenyum karena orang lain. Selama ini aku hanya bisa memperhatikan Rera dari jauh saja, aku bahkan terkadang seperti seorang penjahat yang mengincar korbannya. Cintalah yang membuatku gila seperti ini. Mencintai tanpa dicintai seperti ini sangatlah menyakitkan.
Tak tau sampai kapan aku akan terus  menunggunya, mungkin sampai nanti. Sampai aku lelah menunggu. Aku sangat ingin memilikinya, sampai-sampai aku harus mengabaikan perasaan beberapa gadis yang mengungkapkan cinta padaku. Awalnya aku berpikir kalau Rera tak jauh berbeda dengan gadis lain yang mudah aku dapatkan cintanya. Aku adalah mahasiswa teladan dan seorang kapten club basket di kampus, itu yang membuatku populer diantara kalangan para gadis. Bukannya aku menyombongkan diri,tapi itulah yang sering aku dengar.
Hari minggu yang cerah, aku membuka jendela dan mendapati wajahku diterpa cahaya matahari pagi yang lembut. Aku malas untuk latihan basket di kampus hari ini. Semalam aku begadang sampai subuh main game di warnet di depan rumahku. Aku menggeliat dan menguap lebar-lebar. Aku letih, aku mulai letih menunggu Rera yang tak jelas sampai kapan harus menunggunya. Pikiranku selalu terpusat pada dirinya, sedang apa dia sekarang? Dengan siapa? Tersenyum kah dia hari ini?. Pertanyaan-pertanyaan itu selalu berkecamuk di otakku. Aku mengguyur kepalaku, ingin melupakan semua hal tentang Rera.
Ketika aku sedang bermain basket di samping rumahku, Rera datang dengan air mata yang terus mengalir. Aku bingung apa yang sebenarnya terjadi, dia serta-merta menempelkan kepalanya didadaku dan terus menangis tanpa berkata apapun. Keringatku makin bercucuran bukan akibat bermain basket, tetapi karena aku gugup.
“kamu kenapa Ra?” tanyaku sambil mengelus kepalanya.
Suara tangis Rera makin menjadi.

                                                                   

Aku dapat menghirup udara segar sekarang, aku menghela napas dan memejamkan mata sesaat. Mungkin ini adalah jawaban dari doa yang selama ini aku panjatkan. Rera putus dari pacarnya. Aku menggunakan kesempatan ini untuk semakin mendekatinya. Aku tak peduli jika aku hanyalah pelampiasan baginya. Yang aku pikirkan hanyalah bisa memilikinya dan menjaganya dari sesuatu yang dapat membuatnya meneteskan air mata lagi.
“ Ra, sebelumnya aku mau  minta maaf. Tapi aku telah menyukaimu sejak aku bertemu denganmu di Laboratorium bahasa dua tahun yang lalu. “
Gadis disampingku menoleh. Ia berhenti membaca novel yang baru saja ku berikan.
“ Aku udah tau kok.”
Apa? Jadi selama ini dia tau perasaan ku. Aku sungguh kaget mendengar jawabannya, ada perasaan malu tapi sudah lah. Aku memintanya untuk menjadikan ku sebagai pacarnya. Dia tersenyum lalu meng-iyakan permintaanku. Saking senangnya, aku berteriak kegirangan seperti orang gila saat itu.
“ Ntar sore jalan yuk” ajakku pada Rera yang tengah menyeruput jus mangga kesukaannya.
“ ogah ah, lagi males”
Aku terdiam,memandangnya.
“ yah,bentar aja kok. Ya ya ya, mau ya?”
“ Jalan kemana? Ke dapur, ke WC atau ke TPA? hahaha”
“ ihh, dasar!” dengusku. “ ke pantai aja, aku lagi pengen kesana, mau gak?”
“Ooo... ke pantai,” ulang Rera. “ ogah ah, gak asik kesana, lagian aku bosan kepantai mulu. Aku juga udah ada janji sama Sinta mau ke mall.”
Aku menghela napas.
“ya udah kalo gitu,” suaraku melunak. “ tapi.. lain kali mau ya.”
Rera mengangguk.
“iya, tapi lain kali aja jangan sekarang.”
Sudah dua bulan aku menjadi pacar Rera, aku sungguh senang. Tapi aku tak tau dia merasa senang atau tidak. Faktanya, dia seperti tidak nyaman saat bersama ku. Aku selalu mencoba mengerti atas sikapnya yang seperti itu, mungkin karena dia belum bisa melupakan Rino,mantan pacarnya itu. tapi lama kelamaan aku makin tak tahan juga, aku tau posisiku hanyalah sebagai pelampiasannya saja yang tak berarti apa-apa dihatinya. Mungkin aku hanya memiliki raganya saja tetapi hati dan jiwanya tidak akan pernah ku miliki.
Rera memiliki sifat yang egois dan tidak pernah mau mendengarkan kata dari orang lain, aku selalu berupaya mengerti dan mengalah. Semua masalah yang ada, akulah yang selalu mengalah dan mengucapkan kata maaf. Seolah semua yang terjadi adalah salahku. Aku menghilang selama dua hari untuk mendinginkan otakku yang mungkin sebentar lagi akan meledak. Kata-kata “putus” selalu berputar-putar dikepalaku.
Tuhan, aku tak tau apa yang terjadi dengan perasaan ku sekarang. Aku merasa bosan dengan sikap Rera dan merasa bosan menjadi kekasihnya. Padahal aku telah lama ingin bersamanya, tetapi kenapa saat aku telah memilikinya aku menjadi seperti ini. Apa yang membuatku penasaran padanya dulu, kini telah aku ketahui. Ya, perasaanku kini telah hambar padanya.
Hari ini aku mengajak bertemu Rera di kantin tempat biasa kami makan, awalnya aku ingin mengungkapkan kata “putus” padanya. Tapi, saat aku berjalan sampai di depan laboratorium bahasa aku melihat Rera menggandeng tangan Rino sambil tersenyum. Ya, senyum yang tak pernah aku dapatkan selama aku berpacaran dengannya. Aku tersenyum getir, menahan semua perasaan kesal ku. Sudahlah, mungkin ini memang takdirku. Aku merebahkan badanku di kasur dan menangis tertahan. Inilah akhir dari cintaku, cinta yang berlebihan. Ya, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik.
Kupejamkan kedua mataku, mencoba melupakan segala sesuatu yang dapat membuatku merasa sedih. Aku telah memutuskan hubunganku dengan Rera demi kebahagiaannya, benar seperti pepatah yang sering aku dengar yaitu memang menyakitkan melihat seseorang yang kita cintai bahagia dengan orang lain tetapi lebih menyakitkan lagi ketika mengetahui orang yang kita cintai tidak merasa bahagia dengan kita. Sekarang, menyibukkan diri dengan kegiatan club basket dan wartawan kampus itulah hal yang bisa ku lakukan agar aku melupakan sakit hatiku.
*Cerita ini hanya fiksi saja  J